Cerita ini menceritakan tentang Aulia yang marah terhadap sahabatnya, Faula karena Faula tidak mau memberikan contekan PR Bahasa Indonesia. 5 sahabat yang beranggotakan Windy, Lutfi, Aulia, Abrar dan Dea teman mereka yang berasal dari kelas 8B merasa kasihan kepada Faula dan Aulia. Lalu, mereka berlima membantu menyelesaikan masalah Aulia & Faula sehingga akhirnya mereka berbaikan lagi seperti dulu.
Alvio berperan sebagai Alvio
Aulia berperan sebagai Aulia
Dea berperan sebagai teman dari kelas 8B sekaligus guru
Faula berperan sebagai Faula
Ilham berperan sebagai Ilham/Abrar
Lutfi berperan sebagai Lutfi
Windy berperan sebagai Windy
BABAK 1
Pada suatu hari murid-murid kelas 8C sedag belajar pelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas pada jam terakhir pelajaran sekolah. Guru Bahasa Indonesia mereka sdang menjelaskan tentang Laporan Perjalanan.
Dea : “Jadi anak-anak, Laporan Pelajaran adalah karangan yang menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan perjalanan….”
Alvio : “Eh bang, tadi malam lu nonton Mu versus Barca kagak?”
Abrar : “Oh ya!...”
Dea : “Heh kamu! Perhatikan papam tulis!” (sambil menunjuk Abrar)
Abrar : “Ups, keceplosan.”
All : “Hahahaha.”
Dea : “Coba kamu ulangi. Apa itu Laporan Perjalanan?”
Abrar : “…” (Abrar diam membisu. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari gurunya.)
Dea : “Ya sudah.. sudah…. Oh ya anak-anak. Ibu ada PR buat kalian. Tolong kerjakan LKS Bahasa Indonesia dari halaman 1 – 12. Ada yang mau ditanyakan?”
Faula : ”Bu, PR nya dikumpulkan kapan?”
Dea : “PR nya dikumpulkan besok. Ada yang mau bertanya lagi? Kalua tidak ada, sampai disini pembelajaran hari ini. Jangan lupa PR nya di kerjakan ya anak-anak. Assalamualaikum.”
All : “Waalaikumsalam”
(Lalu Dea pun pergi meninggalkan kelas)
Windy: “Eh, eh, kerjain PR bareng yuk?”
Lutfi : “Ayuk.. Ayuk..”
Windy: “Kalau Abrar dan Vio gimana? Mau ikut gak?”
Abrar : “Boleh deh.”
Alvio : “Ayuk.”
Abrar : “Kalua gitu, mau ngerjain PR bareng di rumah siapa?”
Alvio : “Di rumah gua aja. Gimana?”
Windy: “Ok.”
Lalu mereka pun pergi ke rumah Alvio untuk mengerjakan PR bersama kecuali Aulia dan Faula yang pulang ke rumah masing-masing.
BABAK 2
Keesokan harinya, Aulia dengan terburu-buru berjalan ke kelasnya karena ia belum mengerjakan PRbahasa Indonesia sama sekali. Ternyata, di kelas sudah ada teman sebangkunya yaitu Faula.
Aulia : “Eh Faula. Aku belum ngerjain PR LKS Bahasa Indonesia nih. Kamu udah ngerjain kan? AKu boleh liat punyamu gak?” (Sambil membuka LKS Bahasa Indonesia miliknya.)
Faula : “Kok kamu belum ngerjain sih?”
Aulia : “Iya, kemarin aku ga sempet ngerjain PR. Solanya kemarin aku pergi. Ada urusan keluarga.”
Faula : “Ohh..”
Aulia : “Please, aku boleh liat LKS kamu kan?”
Faula : “Ih.. gak mau ah. Kamu ngerjain sendiri aja.”
Aulia: “Ayolah tolong aku Faula.”
Faula : “Kamu ngerjain sendiri aja deh.”
(KRINGGGG… Bel masukpun berbunyi.Guru Bahasa Indonesia pun memasuki kelas)
Dea : “Asslamaualaikum anak-anak.”
All : “Waalaikumsalam”
Dea : “Anak-anak, PR nya tolong di kumpulkan.”
(Lalu, murid-murid pun mengumpulkan LKSnya. Termasuk Aulia. Lalu Bu Dea memeriksa LKS mereka satu persatu.”
Dea : “Aulia. Kenapa LKS kamu masih kosong?”
Aulia : “Maaf bu. Kemarin saya tidak sempat mengerjakannya karena saya pergi.”
Dea : “Ya sudah. Untuk kali ini Ibu maafkan. Tapi, jangan kamu ulangi lagi ya. Sekarang kamu kerjakan LKS nya. Ibu beri waktu 10 menit.”
Aulia : “Baik bu.”
(Aulia pun kembali ke bangkunya lalu mengerjakan LKS nya. 10 menit berlalu. Aulia pun mengumpulkan LKS nya kepada bu Dea.)
Aulia : “Ini bu. Sudah selesai.”
Dea : “Mana? Biar Ibu beri nilai.”
Aulia : “Ini..”
Dea : “Ya sudah. Kembali lagi ke tempat duduk mu.”
(Aulia pun kembali ke bangkunya.)
Faula : “Maaf Aulia. Gara-gara aku, kamu jadi ga ngejain PR dan dimarahin sama Bu Dea.” (Faula merasa menyesal)
Aulia : “Ya ga apa-apa.” (Dengan wajah jutek nya.)
(KRINGGGGG… Bel istirahat pun berbuyi.)
BABAK 3
Pada jam istirahat Lutfi, Windy, Abrar dan Alvio sedang duduk sambil berbincang-bincang di meja kantin. Tiba-tiba, teman mereka Dea dari kelas 8B mengahapiri mereka.
Dea : “Hey…”
All : “Hey.”
Dea : “Lagi ngapain nih? Boleh aku ikut gabung, kan?”
Lutfi : “Boleh dong. Sini, duduk aja.”
Dea : “Ok.”
Alvo : “Eh, ngomong-ngomong kenapa ya Faula sama Aulia kayak yang beda gitu. Gak kayak biasanya.”
Lutfi : “Emang kenapa nanya gitu? Jangan-jangan….”
Alvio : “Eh.. Eh.. Eh.. Bukan! Cuma nanya aja kok.”
Lutfi : “Ooohhh.. kirain.”
Dea : “Memangnya mereka kenapa?”
Abrar : “Mungkin gara-gara gak diterima sama kamu?” (Sambil menunjuk Alvio)
All : “Hahahaha”
Alvio : “Ehh.. ngarang aja lo!”
Abrar : “Emang. Hahaha.”
Windy: “Yang aku tau sih.. si Aulia ngambek sama si Faula gara-gara Faula ga mau ngasih contekan PR Bahasa Indonesia ke Aulia. Gitu kayaknya. Tapi gak tau sih.”
All : “Ohh..”
(Ditengah-tengah pembicaraan mereka, Aulia datang menghampiri mereka)
Aulia : “Lagi pada ngomongin apa nih?”
Alvio : “Panjang umur” (membisik Abrar)
Dea : “Eh Aulia.. Lagi.. Lagi ngomongin tentang pelajaran! Iya kan temen-temen?”
Windy: “Iya.. iya.. iya.. benar! Mau gabung?”
Aulia : “Emang boleh?”
Lutfi : “Ya boleh atuh.”
Alvio : “Ya gabung aja.”
(Alvio dan Abrar pun pergi dari meja kantin mereka. Lalu Faula pun datang)
Faula : “Hey.. Lagi pada ngapain?”
All : “Hey.”
Aulia : “Eh aku ke kelas dulu ya.” (Terlihat kesal karena ada Faula. Alulia pun pergi ke kelasnya.)
Faula : “Kenapa???”
Dea : “Gak tau.”
Windy : “Emang ada masalah apa sih?”
Faula : “Gak tau ahh.”
Lutfi : “Ihh..” (agak emosi)
Faula : “ Gara-gara masalah kecil kok. Cuma karena aku gak kasih contekan PR LKS B.Indonesia.”
Dea : “Ooohh..”
Windy: “Bener kan?” (sambil membisik lutfi.)
Lutfi : “Kenapa gak dikasih contekan aja coba?”
Faula : “Ya gak tau ah” (sambil pergi entah kemana)
Faula : “Ya gak tau ah” (sambil pergi entah kemana)
Lutfi : “Dasar..”
Windy: “Sabar.. sabar pi.”
Dea : “Iya.. sesuatu banget ih!”
Lutfi : “Alhamdulilah yah.”
Windy : “Mulai deh Syahrini nya.”
All : “Hahahaha.”
(Abrar dan Alvio mengahampiri mereka lagi)
Abrar : “Udah pada pergi?” (sambil melirik-lirik)
Dea : “Maksudnya Aulia dan Faula?”
Windy: “Udah.”
Dea : “Memangnya kenapa tadi pas mereka dating kalian pergi?”
Dea : “Memangnya kenapa tadi pas mereka dating kalian pergi?”
Alvio : “Engga apa-apa kok. Itu sih kebetulan aja.”
Lutfi : “Ah, masa sih?”
Abrar : “Bener kok. Kebetulan!”
DLW : “Ohh..”
Dea : “Eh, gimana kalau kita membuat mereka baikan lagi? Setuju gak?”
Windy: “Setuju.”
Lutfi : “Setuju.”
Windy: “Kalau kalian gimana?” (sambil menunjuk Alvio dan Abrar)
Abrar : “Kalau aku sih, setuju-setuju aja aja.”
Lutfi : “Kalau kamu gimana Vio?”
Alvio : “Ikut aja deh. Biar cepet.”
Dea : “Ok deh.. Nanti Lutfi &Alvio ngomong sama Aulia, sedangkan aku, Windy & Abrar ngomong sama Faula.”
All : “OK.”
BABAK 4
Keesokan harinya mereka pun menjalani rencananya. Alvio dan Lutfi mengahampiri Aulia. Sedangkan Dea, Abrar dan Windy menghampiri Faula.
Lutfi : “Aulia, kita mau ngomong sama kamu.”
Aulia : “Mau ngomong apa?”
Alvio : “Tentang kamu sama Faula.”
Aulia : “Emang kenapa?”
Lutfi : “Emangnya kamu sama Faula tuh kenapa?”
Aulia : “Yaaa.. aku kesel sama Faula. Solanya dia gak mau ngasih contekan PR Bahasa Indonesia.”
Alvio : “Oooh kalau gitu, boleh gak kita bantu nyelesain masalah kalian?”
Aulia : “Boleh deh. Biar masalahnya cepet beres.”
Lutfi : “Oh ya udah. Pulang sekolah kita tunggu di lapangan upacara ya.”
Aulai : “Ok.”
(Sedangkan Dea, Abrar dan Windy menghampiri Faula yang sedang berada di taman sekolah)
Faula : “Ada apa nih?”
Dea : “Kia mau ngomong sama kamu, Faula.”
Faula : “Mau ngomong apa?”
Abrar : “Sebenernya, kmau sama Aulia tuh kenapa?”
Faula : “Aku kesel banget sama Aulia. Aku udah capek-capek ngerjain PR LKS Bahasa Indonesia, masa dia mau nyontek gitu aja. Nyebelin.”
Windy: “Oooh. Kalau gitu, boleh gak kita ngebantu kamu supaya kamu sama Aulia baikan lagi?”
Faula : “ Boleh deh.”
Dea : “Ya udah. Pulang sekolah kita tunggu di lapangan upacara ya.”
Faula : “OK. Nanti aku ke sana.
BABAK 5
Bel Sekolah pun berdering. Aulia, Lutfi, Alvio, Windy, Faula, Abrar, dan Dea pun berkumpul di lapangan upacara. 5 shabat itu mencoba untuk membantu menyelesaikan masalah Aulia dan Faula.
Lutfi : “Aulia, mendingan kamu bilang sama Faula alasan kamu kesel sama dia.”
Aulia : “Faula, sebenarnya, aku kesel sama kamu, Soalnya kamu gak mau ngasih contekan PR Bahasa Indonesia. Gara-gara gak sempet ngerjain PR nya, aku jadi dimarahin sama guru Indonesia.”
Dea : “Sekarang gentian. Faula, kenapa kamu bisa kesel sama Aulia?”
Faula : “Aulia, aku kesel sama kamu. Soalnya, kemarin malam aku udah capek-capek ngerjain PR LKS Bahasa Indonesia. Masa kam mau nyontek gitu aja? Aku kan jadi kesel.Sebenernya bukan karena aku pelit atau gak mau bantuin kamu ya”
Abrar : “Ya udah. Daripada kalian marahan Cuma gara-gara masalah kecil, mendingan kalian saling memaafkan aja. Kan lebih enak tuh.”
Faula : “Aulia, maafin aku ya gara-gara kemarin aku gak mau bantuin kamu ngerjain PR bahasa Indonesianya. Gara-gara aku, kamu jadi dimarahin sama guru Bahasa Indonesia.”
Aulia : “Iya ga apa-apa kok. Maafin aku juga ya Faula. AKu udah maksa-maksa kamu untuk minjemin aku LKS B.Indonesia kamu walau akhirnya aku gak di bolehin minjem LKSnya. Maaf juga aku udah marah sama kamu.”
Faula : “Iya” (sambil bersalaman dengan Aulia)
Windy: “Ya udah. Mulai sekarang, jangan ada lagi yang marahan gara-gara masalah kecil kayak gini. Aulia, kamu jangan gampang marah kalau Faula gak mau ngasih contekan PR B.Indonesianya. Faula, walau kamu gak mau ngasih contekan, seenggaknya kamu bantuin Aulia ngerjain PRnya.”
Faula : “Iya deh. AKu ga akan gitu lagi.”
Aulia : “Iya, aku juga ga akan gitu lagi. Makasih ya. Berkat kalian, kita baikan lagi.”
Alvio : “Iya, hehe.”
Semenjak itu, hubungan Aulia dan Faula membaik kembali setelah di bantu oleh 5 sahabat.
TAMAT
